Agama Sia-Sia??
Agama Tidak Menyelamatkan
Ini hanya sebuah ceritera. Sumpah!!!! Ini hanya sekedar ceritra.
Tentang temanku, tepatnya tentang hasil jerih payah temanku. Kerja kotor otaknya.
Atau mungkin hasil refleksi panjangnya.
Katanya Agama itu sia-sia. Tidak ada keselamatan yang datang jika kau beragama. Dia pernah bilang begitu kepada saya saat kami baru bertemu setelah 13 tahun berpisah
Saya bilang dia gila. "Konyol pikiran mu teman," begitu kataku
Lalu aku mulai melawannya sehabisku. Kucoba patahkan keyakinannya yang kataku sesat itu. Kukeluarkan semua ilmu sosiologi agamaku sampai pengalaman imanku. Tapi dia dengan tenang menjawab, "Teman Tuhan tidak akan pernah kau temukan pada agamamu karena agamamu hanya serangkaian seremonial. Imanmu dibesarkan tradisi, Keselamatan kekalmu terukur dari berapa seringnya kau menghadiri seremonialmu itu Dan keKukuhanmu menjaga tradisimu".
"Aku mengagumi Yesus Gurumu itu, tapi banyak ajarannya yang sudah kau belokan untuk membuatmu selamat di mata manusia. Hanya iman dan perbuatan baik yang menyelamatkanmu, jika itu tidak kau hidupi, maka sia-sialah!!," tegasnya.
Kata-katanya menamparku. Sangat keras, sampai-sampai aku melihat dunia berbentuk prisma.
Bagaimanapun juga pendapat orang yang menganggap bahwa agama tidak menyelamatkan patut kita hargai. Faktanya adalah bahwa agama2 besar yang ada sekarang ini menampakkan diri sebagai institusi2 raksasa yang tidak lepas dari praktek2 kotor ke-duniawi-an. Maklum, yang menguasai agama adalah manusia, vulnerable creation, yang tak bisa luput dari kejahatan. Yang bisa dilakukan adalah mencoba utk bertindak sesuai dengan pewahyuan Sang Ilahi yang bersih dari dosa alias "perfect"; kita tidak dapat menjadi sempurna seperti Sang Pewahyu, tapi kita dapat "berada" tak jauh dari dia. Agama sebagai institusi haruslah mengemban misi suci utk tetap menggemakan suara kebenaran, dan sedikit mungkin terlibat dlm konflik.
BalasHapus